Masih ingat cerita saya soal program CSR Indocement yang nggak cuma urusan buang-buang duit aja itu? Kalau belom baca, silakan baca dulu di sini.

Nah, beberapa hari lalu saya mendapat undangan lagi untuk berkunjung ke Kompleks Pabrik Indocement. Kali ini yang di Cirebon, tepatnya di Palimanan. Tujuan kunjungannya masih sama, melihat program CSR Indocement di sana.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari stasiun kereta api Cirebon, kami tiba di Objek Wisata Banyu Panas. Banyu artinya air. Jadi sudah bisa ditebak, kurang lebih ini adalah tempat pemandian air panas. Objek wisata ini terletak di Kompleks Pabrik Palimanan. Kontribusi Indocement adalah membangun dan membantu mengelola tempat yang sering jadi tujuan wisata warga lokal ini. Diresmikan pada Oktober 2010, Objek Wisata Banyu Panas memiliki sarana antara lain kolam pemandian air panas bersuhu 38 derajat celcius, kolam berendam air panas, kamar mandi, musolla dan saung-saung untuk pengunjung bersantai.

Air di Banyu Panas dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit karena kadar panasnya. Karena banyak warga yang datang juga untuk menyembuhkan penyakitnya. Objek wisata ini dikelola oleh koperasi bentukan Indocement yaitu Koperasi Manunggal Perkasa dan menyumbang pendapatan asli daerah sebesar Rp. 89.000.000 pada tahun 2016 lalu. Dengan adanya objek wisata ini, diharapkan kontribusi Indocement di Palimanan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Dari objek wisata Banyu Panas, kami kemudian berkunjung ke Pusat Penelitian, Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P4M) yang juga berlokasi di Palimanan. Indocement mendirikan P4M dengan tujuaan agar bisa menjadi wadah bagi para pengusaha agribisnis untuk belajar dan berlatih juga menemukan metode-metode baru untuk meningkatkan hasil pertanian, peternakan dan perikanan mereka.

Di P4M, kami diajak melihat Green House yang menjadi pusat pelatihan pertanian. Di sini dicoba banyak metode misalnya hidroponik. Walau modal awalnya lebih besar dari metode pertanian biasa, namun dengan sistem hidroponik hasil pertanian bisa lebih maksimal.

 

Dari Green House kami kemudian diajak melihat tambak ikan, perkebunan dengan aneka buah dan tanaman, peternakan sapi dan kambing, juga kumbung jamur. Kami juga disuguhi hasil budidaya rosella dan aneka macam keripik.

Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah Kampung Batik Tulis Ciwaringin. Ada yang istimewa dari Batik Ciwaringin ini ; hanya menggunakan pewarna alami, motifnya lugas dan sederhana, mempunyai ciri khas batik pedalaman dan juga merupakan full batik tulis.

Indocement terpanggil untuk memperluas pasar Batik Ciwaringin. Adalah keinginan Indocement agar lebih banyak orang yang mengetahui dan tertarik akan Batik Ciwaringin, agar penjualan batik ini bisa meningkat terus. Banyak upaya telah dilakukan antara lain ; perbantuan modal, aneka pelatihan tentang produksi batik, pembentukan koperasi, dan usaha pembuatan hak paten. Kampung Batik Tulis Ciwaringin ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi pariwisata di Cirebon.

Untuk meningkatkan penjualan Batik Ciwaringin, pada 9 & 10 Desember kemarin juga diadakan Deklarasi dan Pameran Batik Ciwaringin yang diadakan di Grage Mall, Cirebon. Di dalam acara ini juga digelar beberapa kegiatan seperti lomba foto, lomba mewarnai untuk anak-anak, lomba desain batik dan lain-lain. Tujuannya adalah agak Batik Ciwaringin dapat ikut mewarnai industri ekonomi kreatif.

Sekali lagi saya dan beberapa teman blogger melihat konsistensi Indocement dalam melaksanakan program CSR-nya. Semua diadakan berkesinambungan dan memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan taraf hidup mereka dengan pembekalan ilmu juga metode-metode baru. Indocement memang excellent!