CSR Bukan Cuma Soal Buang-buang Duit

Rabu lalu bersama beberapa teman-teman blogger lain saya menerima undangan untuk berkunjung ke Kompleks Pabrik Citeureup milik Indocement.

IMG_0338

(Difotoin Harris Maul)

Kabarnya, dalam satu kompleks ini aja ada 10 pabrik yang beroperasional, membuatnya disebut-sebut sebagai komplek pabrik semen terbesar sedunia. Sungguh wow.

Tapi tujuan kunjungan kemarin itu bukan mau inspeksi pabrik kok. Kami diajak Indocement untuk melihat beberapa upaya nyata membantu masyarakat sekitar kompleks pabrik melalui program CSR yang dilakukan Indocement.

Kunjungan kami ke sana diawali dengan halo-halo dari Bapak Pigo Pramusakti yang adalah Corporate & Public Communication Manager. Dari beliau kami tahu bahwa program CSR Indocement dilakukan secara berkesinambungan. Artinya, nggak ada cerita CSR hanya bagi-bagi uang tunai kemudian berhenti di situ. Program CSR Indocement dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membantu masyarakat sekitar untuk dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Gimana caranya?

Sini simak

  1. Gerakan Tani Mandiri

Gerakan Tani Mandiri atau GTM adalah usaha Indocement untuk menghijaukan kembali area pasca tambang. Selain itu, Indocement juga memberikan kesempatan bagi warga sekitar yaitu masyarakat desa mitra Leuwikaret untuk menanami area ini dengan aneka hasil pertanian. Saya sempat berbincang-bincang sejenak dengan beberapa petani di sana, katanya yang ditanam banyaknya buncis, papaya, dan kesukaan saya : leunca! Seorang bapak kemudian berseloroh

“Papaya di sini disebut papaya Jepang, neng”.

“Oh kenapa Pak?”

“Duka, tos ti dituna kitu” – Nggak tau, udah dari sananya

IMG_0525

Berdiri (dan foto-foto) tentunya di area GTM ini sama sekali tak terasa bahwa area tersebut tadinya dipakai sebagai area tambang. Ya namanya tambang kan pasti kering gersang dong ya, nah ini nggak ada kering-keringnya, kan banyak pohon yang bikin adem.

DTTH5748.JPEG

(saking ademnya hasrat foto-foto tak tertahankan)

Luas area yang dialokasikan untuk program GTM adalah seluas 18,6 hektar. Yang saat ini sudah dimanfaatkan baru seluas 5 hektar. Melalui program ini, para petani dapat meraup omzet sebesar Rp. 1.500.000 per bulan masing-masing. Not bad ya.

2. Mata Air Cikukulu

Mata air alami ini tentu bukan bikinan Indocement. Sudah ada di sana sebelumnya. Yang dilakukan oleh Indocement dengan mata air ini adalah memfasilitasi sistem pipanisasi agar warga sekitar dapat mendapatkan manfaat dari Mata Air Cikukulu.

SLRH1708.JPEG

Ada 2 desa yang mendapatkan manfaat dari mata air ini, yaitu Desa Lulut dan Desa Leuwikaret. Jumlah kepala keluarga mencapai 500 orang, bayangkan berapa banyak orang yang terbantu dengan adanya penyaluran air ini.

Mata Air Cikukulu bukan hanya memberikan manfaat positif berupa suplai air, tapi juga bersih dan cantik, seperti tempat wisata jaga. Areanya juga bersih. Kalau saja hari itu tidak bercelana panjang rasanya ingin celup kaki di sana, airnya bening!

IMG_0329.JPG

(difotoin Ainun Chomsun)

  1. Area Budidaya Tegal Panjang

Dari Mata Air Cikukulu, kami kemudian diajak mengunjungi area Budidaya Tegal Panjang. Area ini menarik karena banyak tanaman dan pohon yang ditanam dengan rapi sampai rasanya sedang berada di Cihideung, area dekat Bandung tempat membeli aneka pohon. Iya, rasanya seperti mengunjungi supermarket tanaman, tinggal tunjuk mau yang mana.

Di area Budidaya Tegal Panjang, teman-teman blogger dibuat terpesona oleh Aki Toni yang aktif menanam pohon cinta di sana. Pohon cinta atau philodendron di Tegal Panjang berukuran besar-besar dan cantik sekali.

SATL6047

Saat ini Tegal Panjang baru memenuhi 1/3 dari permintaan pihak penampung. Pohon cinta ini digemari orang karena bisa dijadikan hiasan di rumah. Cukup gunting daunnya, masukan dalam vas berisi air, akan tahan selama 3 minggu. Rasanya saya sering lihat jenis pohon ini di dekor-dekor pesta pernikahan atau di meja cateringnya. Ya abis bentuknya cantik sih ya.

Di Tegal Panjang pula saya akhirnya mencicipi markisa yang langsung dipetik dari pohonnya. Beli buah di supermarket is one thing, tapi metik langsung dari pohonnya is another thing, banyak yang sudah matang pula.

Selain philodendron, di Tegal Panjang juga ditanam Pohon Jati (yang kemudian jadi lokasi foto yang instagramable), Andong, Jahe Merah, Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Mahoni dan Pepaya.

IMG_0381

(foto dari atemalem.com)

Perjalanan menuju 3 tempat di atas juga tak kalah menarik. Di tengah perjalanan kami melihat ada poliklinik yang melayani masyarakat umum, jalanan umum yang bisa digunakan oleh masyarakat. Salah satu pemandangan yang menarik sepanjang perjalanan adalah pohon-pohon jati yang ditanami di area reklamasi pasca tambang. Info yang kami dapat dari Bapak Aditya Purnawarman (CSR Department Head), Indocement menebang 4.000 pohon saat membuat tambang namun setelahnya menanam kembali 14.000 pohon untuk mengembalikan kehijauan lahan tersebut,

IMG_0269.JPG

Melihat 3 lokasi di atas, saya kemudian menyadari pentingnya program CSR diadakan secara berkesinambungan. Bukan hanya sekedar memberikan bantuan saja, tapi juga memberikan kesempatan dan jalan bagi warga untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kehadiran Indocement di tengah masyarakat tidak hanya sebagai pabrik yang kebetulan ada di Citeureup, tapi memberikan dampak positif yang signifikan bagi area tersebut.

Bagaimana dengan komplek pabrik Indocement di daerah lain? Nantikan cerita selanjutnya ya 🙂

Oya, kalau kamu tertarik menyimak program CSR lndocement lainnya, silakan dipantau melalui :

Twitter : @Harmoni3Roda

Instagram : @Harmoni3Roda

Facebook : Living in Harmoni – @Harmoni3Roda

11 comments

  1. Swastika Nohara · November 30, 2017

    Aku tertarik mendapatkan souvenir bibit pohon cinta dr indocement buat ditanam di rumah 😊

    • Pashatama · December 13, 2017

      tapi dapetnya malah markisa ya :))

  2. mysukmana · November 30, 2017

    asik pokoknya kalau perusahaan punya CSR yang mampu merangkul warga sekitar..kayak gini nih yang di harapkan pemerintah..jadi gak cuma cari untung, tapi harus rekruitmen warga sekitar dan membantu mereka..

    jadi saling di untungkan..

    • Pashatama · December 13, 2017

      yups bener Mbak dan aku suka karena mereka membekali warga tidak cuma dengan uang yang bisa habis tapi dengan ilmu dan kesempatan untuk warga bisa belajar. Semoga semakin banyak perusahaan yang program CSR-nya berkesinambungan seperti ini ya 🙂

      • mysukmana · December 13, 2017

        wah jangan panggil ak mbak dong…fotonya kan cowok haha

    • Pashatama · December 18, 2017

      aaah iya maafkan Mas Sukmana 🙂

      • mysukmana · December 18, 2017

        is oke kak haha

  3. rumaharyaAnton · December 18, 2017

    Berangkatnya bareng Mbak Isnuansa yah.. Soalnya ada tulisan sejenis di blognya dia

    • Pashatama · December 18, 2017

      ah iya benar, kemarin ada Mbak Isnuansa juga. Salam kenal ya, terima kasih sudah mampir 🙂

  4. Pingback: Karena Cirebon Tak Melulu Soal Empal Gentong | Kata Shasy.......
  5. Pingback: Local Hero = Super Hero | Kata Shasy.......

Leave a comment