Menunggu bukan lagi kegiatan yang membosankan buat saya. Apalagi bikin kesal, nggak sama sekali. Sudah 2-3 bulan ini saya menghabiskan cukup banyak waktu menunggu giliran fisioterapi demi memperbaiki lutut cedera saya yang pernah saya ceritakan di sini. Nggak tanggung-tanggung, nunggunya bisa sejam aja. Diam-diam saya juga suka berharap lampu merah di jalan sedikit lebih lama. Lalu tanpa terasa saya juga menghabiskan waktu lebih banyak di kamar mandi.
Ngapain coba?
Kuncinya cuma satu : koneksi.
Iya, beneran, karena koneksi saya jadi betah menunggu. Karena banyak yang bisa dilakukan asal koneksi aman dan lancar.
Sekarang urusan pergi-pergian. Kan tau yah saya doyannya jalan-jalan. Dan udah pasti jalannya belum tentu ke kota-kota besar di mana yang namanya koneksi terjamin lancar. Kadang saya pergi ke tempat-tempat jauh di mana koneksi menjadi barang yang mahal.
Sekitar sebulan lalu saya pergi ke Sumba, Nusa Tenggara Timur (ceritanya nanti ya, terlalu banyak yang mau diceritain soal Sumba sampai saya nggak tau mesti mulai dari mana). Tentu saja kalau jalan-jalan maunya update terus kan ya, apalagi di Instagram Story yang real time. Belum lagi posting Twitter, Facebook, Instagram, Path, Snapchat, semualah pokoknya. Oh belum lagi urusan kerjaan yang nggak bisa ditinggal walau sambil jalan-jalan. Namanya juga freelancer.
Saya tadinya sudah pasrah aja kalau koneksi di Sumba pas-pas an. Udah pesen juga sama orang rumah kalau-kalau saya nggak bisa dihubungi. Ternyata pas nyampe Bandar Udara Tambolaka di Sumba Barat, eh sinyal kenceng aja lho. 4G pula. Alhasil perjalanan saya di Sumba aman damai karena bisa jalan-jalan sambil terus update baik update foto maupun update cerita termasuk update gosip.
ini teaser ya, foto sunset di Walakiri, Sumba Timur
Sepulang dari Sumba saya menerima ajakan untuk jalan-jalan ke Bromo. Setelah gagal ke sana setahun lalu (cuma berhasil sampai Malang kemudian dengar kabar Biyan sakit, langsung pulang lagi ke Bandung), tawaran ke Bromo tentu saja tidak bisa saya lewatkan. Perjalanan bertajuk #TripBikinKeren #BikinKerenIndonesia ini lebih menarik lagi karena agendanya cuma satu : test sinyal!
Jadi jalan-jalannya dengan tema test sinyal. Padahal tanpa terasa, setiap jalan-jalan saya memang selalu test sinyal (baca : ga bisa jauh dari handphone).
Sebenarnya ngapain sih mesti pake cek-cek sinyal segala? Begini.. ini kan sudah Ramadan dan tentu saja sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri ya, tentunya sesuai tradisi akan banyak (banget) orang mudik. Dan Jawa Timur adalah salah satu tujuan mudik terbesar, karenanya Telkomsel memandang perlu cek jaringan (baik data dan suara) di area ini,. Drive Test Benchmark adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui kondisi kinerja jaringan selular di jalan raya utama pada suatu kota, jalan utama suatu propinsi, dan jalur kereta api sesuai dengan peraturan menteri. Jadi yang boleh lega karena sinyal Telkomsel aman di jalur-jalur mudik bukan hanya mereka yang mudik dengan kendaraan pribadi saja tapi juga mereka yang mudik dengan kereta api.
Sampai di Surabaya, kami langsung diajak makan di Bebek Sinjay yang ada di Pandaan, Pasuruan. Gosip mengenai sedapnya Bebek Sinjay ini sudah lama saya dengar. Penasaran saya kemudian terjawab dengan tandasnya 2 porsi bebek di perut saya.
Dari Pandaan kami kemudian menuju ke Batu. Tentu saja kegiatan test sinyal masih terus berjalan. Berhubung Instagram Story lagi hits, maka IG Story-an lah kami ga kelar-kelar. Sebentar, kamu belum follow Instagram saya? Ih gimana, sini follow dulu yuk : @pashatama
Sebenernya, yang diukur bukan cuma urusan data aja kok. Karena walaupun nelpon sekarang udah bisa pake whatsapp / LINE call, tapi kualitas panggilan juga mesti ditest. Saya memanfaatkannya untuk telepon Biyan di rumah. Yah kalau kualitas data aja aman, apalagi kualitas panggilan suara kan ya. Checked!
Test jaringan data juga bukan cuma upload-upload dan update-update di socmed kok. Mengunduh file min 50mb juga kami coba. Saya sih kebetulan mesti buka kerjaan waktu itu. Aman juga ternyata, baca berita online juga aman, ga pake lama dari klik link sampe ke situ beritanya. Ai sih laff jalan-jalan kalau koneksi lancar begini ♥
Hari kedua adalah hari yang ditunggu-tunggu karena kita akan ke area kaki Gunung Bromo. Jadwal ke Penanjakan Bromo sih masih jam 2 dini harinya, tapi dari siang kita udah sampe di Resort Jiwa Jawa yang meskipun dingin, tapi tempatnya cakep pake banget.
Kamarnya tentu saja nggak kalah cakep (dan nggak kalah dingin)
2 hal yang nggak perlu di resort ini adalah : AC dan Wifi. Jelas nggak perlu Ac malah kalau perlu maunya request pemanas ruangan :)). Dan jelas ga perlu Wifi karena sampai sini koneksi Telkomsel masih kenceng aja.
Rencananya sih dari Jiwa Jawa kami mau main air ke Madakaripura, tapi begitu duduk ngobrol ditemani segelas wedang jahe, semua mendadak mager.
Untungnya kami sempat ke Cemoro Lawang atau yang juga biasa disebut Lava View. Berdiri dingin-dinginan di situ membuat saya mikir udah lama nih ga liat pemandangan model gini. Kayaknya terlalu sering ke pantai : ))
Di Cemoro Lawang saya dan beberapa teman sempat Instagram Live dan Facebook Live. Kayaknya ada yang Bigo Live juga tapi orangnya nggak mau ngaku :))) . Koneksi Telkomsel di sini masih lancar aja 4G terus, live pun lancar ga pake berenti berenti.
(difotoin @mrizag)
Berhubung targetnya mengejar sunrise di Bromo, maka malam itu (atau pagi itu ya) kami bersiap sekitar jam 2 dini hari. Keluar kamar sudah ada puluhan mobil jeep yang akan membawa kami ke penanjakan Bromo. Tiba di sana masih harus jalan lagi tapi ga terlalu jauh juga sih. Apalagi di tengah jalannya ada warung kopi, ha!
Sampai puncak penanjakan kami lalu mencari spot yang nggak terlalu banyak orang. Karena di spot sunrise yang biasa udah banyak (banget) orang, maka kami melipir ke sekitaran lereng dan waktu matahari mulai terbit,
Cantik ya? Iya.
Dan sangat berkesan karena ini pengalaman pertama saya sunrise-an di gunung. Setelah matahari makin tampak dan kabut mulai hilang, Bromo, Batok dan Semeru pun makin menampakkan kecantikannya.
Beruntung juga saya pergi bareng @mrizag, Instagrammer yang anak gunung itu. Walaupun sepanjang jalan diledekin “anak pantai main ke gunung”, bareng dia saya dapet spot yang lumayan lain dari yang lain.
Pemandangan ini kami nikmati dengan bonus bengong sampe bego di lereng Penanjakan Bromo sambil denger lagu via Spotify plus Instagram & Facebook live. Main di gunung berasa main di mall karena bisa sambil Youtube-an segala :))
Di jalan menuju ke area Pasir Berbisik, kami berempat dalam satu jeep (tidak termasuk bapak supir yang super cool itu) kemudian berteriak panik minta mobil berhenti. Bukan apa-apa, ada pemandangan kayak gini di pinggir jalan.
Di area Pasir Berbisik @mrizag alias Rizal sempat mencoba test sinyal pake aplikasi Speedtest. Hasilnya tentu saja okeh, Ping nya ga sampe 100, pantesan aja streaming Youtube nggak pake putus-putus ya. Kecepatan downloadnya sampe 14.35Mbps, uploadnya 16.62Mbps. Ga khawatir lah kalau tiba-tiba mesti download atau kirim kerjaan walau di gunung ya. Apalagi cuma download voicenote dari pacar, ah cetek 🙂
Ya gimana nggak aman ya, BTS nya menjulang begini. Telkomsel emang #BikinKerenIndonesia aja deh 🙂
Jadi yang mau mudik saat hari raya nanti, jangan khawatir perihal sinyal, asal pake Telkomsel, di seluruh negeri aman. Jangan lupa juga update cerita mudik bersama keluargamu ya. Selamat mudik!
thankyou informasinya gan …
terrific pics!