Perlengkapan Perang Anti Kecewa

Anak kita lahir tanpa persiapan untuk dikecewakan. Orang tuanya juga kok. Siapa juga yang dari lahir siap kecewa? Ndak ada. Kalau kemudian kita bisa biasa-biasa aja menghadapi situasi saat dikecewakan, toh karena banyak latihan. Banyak contoh kasus sehingga lama-lama jadi biasa.

IMG_6392

Banyak hal yang saya coba ajarkan pada Biyan, anak saya satu-satunya itu. Misalnya ni ya, cara dia menghadapi masalah sama temannya. Bilang maaf kalau salah, dan jangan mau kalah kalau merasa ga salah. Hal-hal seperti itulah, saya mencoba membekali Biyan dengan sebanyak mungkin life lesson seperti ini. Hal lain misalnya bagaimana dia harus bilang terima kasih, bilang tolong, dan lain-lain. Kalau ngajar matematika sih biar jadi tugas gurunya aja di sekolah :). Alhamdulilah saya merasa Biyan cukup nangkep apa yang kita mau ajarin. Yah missed sekali dua kali sih wajar ya, namanya anak masih umur segitu. Tapi secara garis besar, anak kita nggak malu-maluin lah, tau sopan dan tau gimana harus ngomong sama teman, gimana ngomong sama orang yang lebih tua. Ada satu hal yang saya rasa sampai saat ini saya belum berhasil mengajari dia ; mengatasi rasa kecewa. Ya gimana mau ngajarin, mamanya aja masih belepotan. Kalau ada satu dua hal yang berjalan ga sesuai dengan keinginan dan perhitungan kita, kalau bisa sih maunya uring-uringan sepanjang hari. Kalau ada rencana yang berjalan ga sesuai, si Biyan kan suka sedih atau marah ya. Sudah beberapa cara saya pakai untuk mengajar dia bahwa kecewa itu hal yang wajar dan nggak usah dibawa ke hati dalam dalam (maklum anaknya suka drama, ya persis mamanya). Pertama saya suka mengabaikan kekecewaan dia, bukan maksudnya mengabaikan perasaan dan menganggapnya nggak penting, tapi saya mau ngasi liat bahwa in ihal kecil, bentar aja berlalu ga usah terlalu dipikirin. Eh ga berhasil, haha. Selanjutnya saya suka marah, dengan maksud supaya dia nggak drama lagi saat kepengennya ga terwujud. Eh gagal juga karena anaknya malah jadi nangis karena dimarahin mamanya. Ngajar anak untuk mengatasi perasaan kecewa jadi susah karena kitanya sebagai orang tua ikutan kecewa saat dia kecewa. Waktu mau pergi main tapi terhambat karena macet, misalnya. Atau waktu mau main sama temannya tapi ternyata tiba-tiba batal, atau janjian main berdua mamanya tau-tau mamanya kejebak meeting dan akhirnya baru bisa main bola malem2 di kayak cerita ini. Yang punya tips buat ngatasin kekecewaan anak, boleh dong dibagi-bagi 🙂

6 comments

  1. jokeray · April 8, 2015

    ah… ternyata anak anak keren memang agak sulit mengatasi masalah satu ini #klaimdirisendiri. Saya juga sampai detik ini masih suka nangis kalau kecewa #malahjadicurhat.

    Pokoknya kalau bu bos sudah berhasil..saya boleh privat kan ya?

    • pashatama · April 8, 2015

      ah kali aku nanti privat sama bundamu aja 🙂

  2. Wulan · April 8, 2015

    Umur anakmu berapa , Shas?

    • pashatama · April 8, 2015

      Hai Wulan, anakku umur 7 tahun 🙂

      • Wulan · April 9, 2015

        Oh kelas 2 SD ya….lagi lucu lucunya tuh. Aku lihat2 foto anakmu, unyu banget. Chubby 😀

  3. Pingback: Starter Kit Anti Kecewa Buat Anak 9 Tahun | Kata Shasy.......

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s