Mau Bikin Semua Orang Senang? Jangan Jualan Makanan.

Butuh waktu lama bagi saya untuk menyadari bahwa membuka usaha, terutama usaha makanan (karena kebetulan saya jualannya makanan) memang tidak mungkin membuat semua orang senang.

Sejak menulis soal makanan di surgamakan dulu, saya menyadari bahwa makanan adalah satu hal yang sangat relatif. Itu sebabnya saya nggak pernah menulis tentang makanan yang nggak enak. Nggak enak ya diem-diem ajalah, kecuali teman dekat yang japri, baru saya bilang. Lagipula buat saya, sering kali makanan itu bukannya nggak enak tapi nggak cocok sama selera kita.

Waktu pertama kali membuka @ciciclaypot dulu, saya suka kepikiran sampe ga bisa tidur (oke ini dusta) kalau ada yang bilang “makanan lo kurang enak hari ini” atau “kok kuah mie lebih asin daripada biasa?” Atau “ah kalau bukan lo yang masak, rasanya kurang sip. Biasanya saya kemudian segera inspeksi ke dapur mencari apa yang salah. Biasanya pula saya tidak menemukan yang salah, semua dikerjakan sesuai standar, masakan dimasak sesuai takaran yang biasa. Perlu waktu lumayan lama untuk saya kemudian menyadari bahwa memang tidak ada yang salah, tapi makan memang tidak pernah hanya urusan di lidah dan mulut saja.

Yang namanya makan ini melibatkan suasana hati dan situasi juga kondisi yang dialami baik yang masak maupun yang makan. Cobain aja, makan pas hati lagi susah, mau makan apapun pasti nggak enak. Demikian pula dengan suasana hati yang masak, lagi kesel disuru masak ya hasilnya pasti nggak maksimal. Itu sebabnya saya berupaya menjaga suasana di dapur rumah maupun di warung untuk selalu riang, minimal ga ada yang kesal. Di kulkas saya di rumah ada magnet bertuliskan “don’t be angry”. Dapur seyogyanya menjadi salah satu sumber kebahagiaan di rumah.

Saya pernah menerima review dengan bintang satu di google review dengan tulisan begini :

Sampe ga boleh bilang terima kasih lho :)))

Waktu itu sih sempat drop rasanya, karena kalau kamu jualan makanan juga, kamu pasti merasakan betapa google review ini membantu kita berjualan. Sekarang kan orang apa-apa liat dulu reviewnya. Dikasi bintang satu itu ngaruh banget dari bintang 4.8 bisa-bisa turun sampai 4.6.

Saya juga pernah mendapat review modelan begini :

Bener kan, situasi & kondisi itu mempengaruhi rasa makanan


Rasanya ingin bertanya apa sih yang salah? Siapa tau ada yang bisa saya dan team perbaiki untuk membuat makanan yang lebih enak sehingga pantas mendapatkan review yang lebih baik dari itu. Tapi ya itu, kemudian saya menyadari bahwa membuat SEMUA orang senang sebaiknya tidak pernah menjadi tujuan kita berdagang.

Yang penting bagi saya dan pasti buat teman-teman lain yang berjualan makanan adalah menyajikan makanan yang terbaik, memastikan semua bahan yang dipakai dalam keadaan segar, tidak basi dan diolah dengan standar yang sudah kita tentukan sebelumnya. Itu sudah.

Jadi sekarang setiap mendapatkan review yang kurang baik, saya udah ga kepikiran panjang-panjang lagi. Apalagi kalau yang dikomplen memang hal-hal yang relatif. Demikian pula kalau ada yang bilang “eh kok kurang asin ya yang hari ini”, toh bisa jadi palet lidah yang makan lagi geser juga karena makanan yang dia makan sebelumnya, misalnya. Atau lagi konsumsi obat juga berpengaruh kan. Jadi selama kita udah menyajikan yang terbaik sesuai standar, sudahlah pede aja. Lagipula masakannya dimasak oleh manusia, belum sama robot, jadi geser-geser dikit bisa aja terjadi, balik ke prinsip utama lagi, yang penting sesuai standar kita dan selalu fresh, nggak basi.

Lagian kalau ngomong-ngomong soal review, kadang-kadang orangnya belum coba makanan kita aja bisa ninggalin bintang dua bahkan satu kok.

Ini bukan di Cici Claypot, tapi saya dapati saat cari makanan di Magelang

Atau bisa jadi yang dikomplen bukan makanannya tapi area parkir, atau lantai toilet. Ini saya paham kok, karena pergi makan itu bukan cuma perihal makanannya aja tapi the whole experience yang kita alami saat makan di tempat itu.

Buat teman-teman yang juga jualan makanan atau minuman, yang punya restoran, kedai, juga yang punya coffee shop, yuk fokus aja pada menyajikan yang terbaik buat konsumen, karena membuat SEMUA orang senang itu mustahil (dan ngapain juga)

Satu lagi. Sekarang, setiap mendapatkan review yang kurang menyenangkan instead of sedih, kesel dan lain-lain saya kemudian menulis review yang bagus untuk tempat makan lain. Lumayan pengalihan energi dan syukur-syukur jadi manfaat buat orang lain kan ya 🙂

10 comments

  1. VIVI · November 10

    Oh perihal komen d google map ini, kl ada komen yg ngaco aku suka bantu pemilik usaha dgn klik *ga helpful* jd google tahu. Lalu soal komen negatif, iya aku paham awal2 pasti down, tp pembeli pada umumnya menilai dr cara kita nanggapi ulasan jelek koq. Maju trus yak. Aku blm smpt smpt ke Bandung nyicipin

    • Shasyatama · November 11

      Ah iya boleh juga tuh fitur “ga helpful” ya. Thank you yaa, semoa keburu pas mampir ke Bandung

  2. Jonk · November 10

    Relate banget dengan keseharian kita, semangat ya sas, bener kalo selera itu relatif. ditunggu reply2 extraordinarynya.

    • Shasyatama · November 11

      Makanan sehari-hari banget ini sih Jong. Haha reply extraordinary-ku menjadi hiburanmu ya : ))))

  3. Ira · November 10

    ini pun ga hanya berlaku buat jualan makanan ya mbak. Di keseharianpun kita kan ga bisa bikin semua orang seneng. Pasti ada aja celah yang bikin orang lihat ada yang ga enak dan salah.

    • Shasyatama · November 11

      Iya Ra, intinya emang ga boleh ngarep bikin semua orang senang yah

  4. wiews · November 10

    Selalu seneng baca tulisan kamu, sya! Cuman bisa pukpuk kamu aja, tapi bagiku cici claypot selalu bintang lima (eh jd pengen nge-review di google!)
    Ok brb 🤭🤗😚

    • Shasyatama · November 11

      Aw thank you Widdddd. Barusan baca review kamu di google aw aw aku terharuuu seneng, makasih yah

  5. Olive Bendon · February 27

    Baru sekali ke Cici Claypot namun memori pada Mie Kriuk Siram Sapinya gak hilang-hilang 🙂

  6. Pingback: Dari Mana Datangnya Food Blogger? | Kata Shasy…….

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s