Waktu pertama tau bahwa harus diam di rumah untuk 2 minggu kemudian jadi 1 bulan kemudian jadi 2 bulan, saya pikir saya akan menghasilkan beberapa tulisan di blog. Baik tulisan baru maupun tulisan-tulisan perjalanan yang tertunda. Nyatanya waktu saya habis untuk berjualan frozen food-nya Cici Claypot, untuk Netflix-an, untuk video call-an dengan teman-teman dekat, untuk tidur siang berlama-lama, juga untuk meratapi situasi kok begini-begini amat.
Tapi gapapa, katanya pandemi ini nggak membuat kita harus produktif terus-terusan. Udah bisa survive aja udah bagus.
Saya pernah ngetweet ini beberapa hari sebelum Lebaran ;

Pages: 1 2
pokoknya semua kacau wkwkw
aku pun memikrian hal yang sama dengan cuitannya Mbak Shasya. Akhirnya mah ini gimana kita bisa survive
Keep our self sane. Itulah yang saya lakukan sekali seminggu. Pergi ke sebuah kedai kopi teman. Dia nekat tetap buka dan melayani take away saj, tapi karena sepi dan tidak ada yang datang saya mampir ke sana. Sekali seminggu mengobrol dengan dia. Ya, untuk menjaga kewarasan.
aku yang terakhir kayanya deh.. perlu bertahan lebih lama di rumah menunggu situasi membaik sebagai new normal. habis gimana punya anak kicik dan sedang merantau huhuhu gak mau ambil risiko rasanyaaaaa :”
intinya: selamat datang di Hunger Games versi nyata *nangis