Menyusui tak pernah jadi perkara mudah. Di tengah usaha untuk mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi pra melahirkan, kita sebagai ibu tau-tau disodorkan seorang bayi yang harus disusui. Menurut pengalaman saya, menyusui itu melelahkan, secara rohani maupun secara rohani.
Tapi melelahkan bukan berarti tidak menyenangkan, bukan? Saya menikmati proses menyusui anak semata wayang saya walau memang tidak selama ibu-ibu yang lain. Saya selalu kagum sama mereka yang berhasil melewati tahap ASI eksklusif dan bertahan di tengah sulitnya proses menyusui.
Seperti saya bilang barusan, menyusui ini memang melelahkan baik secara jasmani maupun rohani. Secara jasmani sudah jelas, ya kurang tidur, ya harus gendong bayinya terus selama menyusui, masih ditambah dengan menemui teman-teman yang datang berkunjung menengok (bukannya nggak seneng ditengok lho ya). Tapi secara rohani, ketambahan lagi dengan kondisi emosional yang campur aduk (orang-orang bilang baby blues), menyusui ini memang menguras emosi. Saya bahkan sempat merasa seperti sapi perah. Setiap bayi mangap kok ya harus buka beha kemudian menyusui. Baby blues memang suka ajaib ya efeknya. Untunglah periode merasa-seperti-sapi-perah ini nggak berlangsung lama. Setelah biasa menyusui, saya melihat proses ini sebagai momen ibu dan anak yang tak tergantikan oleh apapun juga. Mandiin, mengantar tidur, mengganti popok dll kan bisa digantikan oleh suami. Menyusui kan nggak bisa di-joki-in toh ya.
Dan manfaat ASI kalau ditulis semua bisa semalam suntuk ini saya nge list nya ini. Antara lain aja ya :
- Pemberian ASI adalah proses bonding ibu dan anak yang tak tergantikan
- ASI eksklusif yang diberikan pada bayi selama 6 bulan pertama meningkatkan perkembangan otaknya sampai 30% lebih pesat dibanding bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
- ASI adalah minuman dengan kualitas tertinggi : mudah dicerna dan diserap oleh bayi, juga bebas pengawet.
- ASI menyempurnakan pertumbuhan bayi dan meningkatkan daya tahan bayi sehingga tak mudah sakit.
- ASI mengurangi risiko obesitas pada bayi
- ASI memenuhi kebutuhan bayi akan cairan, sehingga bayi yang diberi ASI tidak perlu diberikan cairan tambahan
- ASI Mengembalikan ukuran rahim ibu ke ukuran normal
- ASI Menurunkan risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan diabetes tipe II. Menyusui juga dipercaya bisa menurunkan berat badan.
- Memberikan ASI pasca melahirkan juga adalah alat kontrasepsi yang efektis sampai 98%
ASI juga membuat pengeluaran lebih irit sehingga ibu bisa belanja sepatu
Sayangnya, ASI saya waktu itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Biyan, anak saya semata wayang itu. Selain produksi ASI nya memang tak banyak, Biyan minumnya memang banyak sekali. Maklum, lahir dengan berat badan 3,8kg kelihatannya membuat dia gembul sejak lahir.
Ada beberapa cara yang saya tempuh untuk menambah jumlah ASI. Salah satunya tentu saja makan daun katuk. Dari jaman nenek moyang dulu, daun katuk ibarat daun penyelamat kala ibu kekurangan ASI. Okelah saya menurut, daun katuk ini kemudian dimasak sayur bening kesukaan saya. Tambah jagung manis biar saya makannya tambah lahap. Tapi apa daya, rasa daun katuk kan tidak senikmat daun bayam. Sayur bening kesukaan saya nggak bisa menambah selera makan saya. Kalau ada orang bilang daun katuk ini rasanya mirip rumput, ya mungkin seperti itulah kira-kira. Walau sebenarnya saya belum pernah makan rumput sih.
Trus kenapa yang namanya daun katuk ini kok ya sampe diandalkan banget dalam urusan menambah ASI?
(gambarnya minjem dari Google)
Oh rupanya kandungan daun katuk ini bisa merangsang pelepasan hormon Prolaktin yang secara efektif dapat meningkatkan produksi ASI. Makanya khasiatnya terasa betul. Asal rajin makan daun katuk, produksi ASI pasti meningkat. Makanya ibu-ibu pada hobby betul ngulik-ngulik daun katuk, selain dimasak sayur bening, ada pula yang dijadikan lalaban lalu dicolek sambal katanya. Atau ditumis dengan bawang putih. Ya sehat alami dong ya tentunya.
Berhubung ini sudah tahun 2016, maka konsumsi daun katuk nggak perlu lagi repot-repot dimasak. PT Tunggal Idaman Abdi rupanya mengerti sangat bahwa ibu-ibu pasca melahirkan ini banyak urusannya. Selain mengurus bayi, mengurus dirinya sendiri, mengurus suami, bahkan mengurus rumah. Karenanya tradisi makan daun katuk ini dibuat mudah dengan adanya Herbatia Lancar ASI. Selain ekstrak daun katuk, Herbatia Lancar ASI juga mengandung biji klabet yang dapat meningkatkan hormon oksitosin secara efektif untuk memperlancar aliran ASI. Yes, dua manfaat yang bisa dirasakan secara langsung kalau kita mengkonsumsi Herbatia Lancar ASI pasca melahirkan :
Yang pertama : kandungan daun katuk, mengandung Polifenol yang dapat merangsang pelepasan hormon Prolaktin untuk menambah produksi ASI
Yang kedua : kandungan biji klabet, mengandung Diosgenin yang berfungsi meningkatkan hormon Prolaktin & Oksitosin untuk memperlancar aliran ASI
Persamaan daun katuk yang dimasak-masak itu tadi dan Lancar ASI dari Herbatia? Dua-duanya sama-sama sehat alami dong ya.
Herbatia sari ASI ini bisa dengan mudah didapatkan di toko obat, apotek, dan jaringan Century di seluruh Indonesia. Untuk 3 strip kapsul @10 butir, harganya berkisar Rp. 50.000an saja. Sangat terjangkau. Minumnya cukup 3 kali sehari masing-masing satu kapsul aja. Jadi Rp. 50.o00an ini bisa buat berapa lama hayoooo :). Yups, 30 kapsul bisa untuk 10 hari.
Selain Sari ASI yang menolong ibu-ibu menyusui dengan cara yang sehat alami, Herbatia juga memproduksi Sari Langsing, Sari Putih dan Sari Rapet. Semuanya hadir dalam kemasan yang sama dengan Sari ASI, juga bisa didapatkan di tempat-tempat yang sudah disebutkan tadi, plus sama-sama menawarkan solusi kesehatan bagi beberapa masalah kewanitaan dengan cara yang sehat alami.
Informasi lebih lengkap mengenai produk Herbatia dapat diakses di :
Facebook : Herbatia Indonesia
Instagram : @herbatiaindonesia
Twitter : @herbatiaid
Beberapa info dan tips tentang kesehatan lainnya juga dapat dilihat disini http://caraalami.xyz/