Menyepi Bareng Sepi Saat Nyepi di Bali

Ya iya namanya Nyepi ya pasti sepi. Tapi taukah kamu betapa riuhnya sehari sebelum nyepi di Bali? Semua tempat makan penuh, supermarket dipenuhi turis-turis yang tau bahwa keesokan harinya mereka nggak bisa lagi belanja dan makan-makan di luar.

Tahun ini saya memutuskan ingin coba yang namanya Nyepi di Bali bersama beberapa orang teman meskipun rencana liburan kali ini lumayan dapat banyak tanggapan serupa “hah? ke Bali pas Nyepi? Ngapain? Kan nggak bisa ngapa-ngapain?”

“hah? yang di Bali aja biasanya Nyepi-escape kok ya lu malah terbang ke Bali”

dan ratusan (mulai lebay) pertanyaan lainnya yang kami tanggapi dengan senyum-senyum simpul seperti abg baru dapat salam dari gebetannya.

Read More

City Tour Singapore : Naik Motor!, IKUT YUK!

Setiap jalan-jalan ke Singapore, saya selalu memilih MRT dan bis sebagai pilihan transportasi selama di sana. Taxi terlalu mahal untuk kantong saya (terutama kalau lagi jalan sendirian). Paling enak memang naik MRT, kemungkinan salah ambil rutenya sedikit karena semua sudah terpampang jelas di petanya. Naik bis banyak juga membantu menjangkau daerah-daerah yang mggak ada MRT nya, tapi mesti jeli banget baca nomer bis dan rutenya ya, kalau salah alamat repot.

Jadi, dengan segala kemudahan dan kemurahan tarifnya, MRT memang selalu jadi pilihan utama saya kalau lagi jalan-jalan ke Singapore. Mungkin buat kamu juga kali ya?

Sayangnya, jalan-jalan mengandalkan MRT artinya kita akan banyak melewatkan spot menarik di Singapore. Palingan hanya liat tempat di mana kita pergi dan tempat ke mana kita akan pergi. Banyak hal menarik yang akan terlewatkan, padahal mungkin di antara kedua tempat itu ada juga tempat menarik yang mungkin pengen kamu datengin.

Nah, gimana kalau sekarang saya kasi tau bahwa ada pilihan baru yang menarik untuk jalan-jalan keliling Singapore?

How?

Read More

Mandalay. Tak Cukup Sekali.

Tulisan terakhir dari cerita jalan-jalan ke Myanmar awal tahun lalu. Jadi kota terakhir (sekaligus pertama) yang saya kunjungi adalah Mandalay. Kenapa terakhir sekaligus pertama? Karena waktu pertama dateng saya terbang dari Bangkok ke Mandalay tapi ga pake mampir mana-mana dulu dan langsung naik mini bis ke Bagan. Jadi setelah dari Nyaung Shwe, saya kemudian kembali ke Bagan, nginep semalam sebelum lanjut ke Bangkok lagi.

Ada 2 tujuan utama saya di Mandalay, yaitu Mingun dan U-Bein Bridge. Dengan catatan, kalau masih punya waktu sebelum ke airport saya agak-agak pingin mampir ke monastery, dan ternyata nggak sempat

Dari Nyaung Shwe sekitar jam 20.00, saya tiba di Mandalay Pk. 03.30. Yes setengah empat subuh aja dan kita bertiga lagi enak tidur, untung kebangun pas bis berenti, dan ngecek di Waze, eits hotel yang saya book ternyata udah tinggal 200 meter aja. Bisa jalan kaki dong. Walaupun lumayan aja geret koper jalan subuh-subuh begitu.

Saya milih hotel Tiger One, kelihatannya dari lokasi lumayan ok karena dekat pasar, banyak makanan, dan cari money changer juga nggak susah. Mandalay ini semacam kota yang lebih ramai dibanding Bagan dan Nyaung Shwe. Di hotel disediakan sepeda yang bisa kamu pake untuk keliling-keliling dengan gratis.

Pas saya sampe hotel, beberapa karyawannya terbangun sampe rasanya ga enak karena bangunin. Front office officernya minta maaf sama saya karena tidak ada kamar kosong yang bisa dia berikan sama saya pagi itu.

And I was like :

WHAT??

Read More

Kedinginan Sekaligus Kesenengan di Nyaung Shwe

Dari Bagan saya meneruskan jalan-jalan ini ke Nyaung Shwe, ditempuh bis kira-kira 9-10 jam-an. Seperti udah cerita di sini, tiket bisnya saya pesen di hotel dengan harga 10.000 kyats per orang. Atau 100.000 rupiah.

Bisnya lumayan oke, sampe di tengah jalan ternyata banyak orang naik dan di antara baris kiri dan kanan ada kursi lipat yang fungsinya untuk kursi tambahan. Ok jadi mulai kurang nyaman nih, ketambahan lagi karena toiletnya ga berfungsi. PR juga kalau pengen pipis malem-malem.

Sempet ada tragedi dugaan salah naik bis juga, pasalnya di tengah jalan sekitar Pk. 01.00 (kita jalan mulai Pk. 20.00), saya nanya ke kenek bis

“Nyaung Shwe masih jauh ga sih?”

Si kenek kemudian jawab :

“Nyaung Shwe?? No no no no!!, this is Kelok, Nyaung Shwe No no no!”

Mulai panik karena khawatir salah naik bis kan ya, mana sempet masukin 2 koper ke bis, kebayang aja kita udah salah bis kemudian terpisah sama 2 koper kan repot banget urusannya.

Read More

Bagan dan Warna Terakota-nya yang Bikin Cantik

Myanmar adalah tujuan saya untuk liburan mengawali tahun 2016 kemarin. Sebetulnya jauh-jauh hari kami sudah punya rencana lain. Tapi ada 2 orang teman baik yang baru saja pulang dari Myanmar dan sharing betapa cantiknya negara ini. Maka saya punkemudian berbalik arah. Di waktu yang singkat cari tiket, cari hotel, cari-cari apa yang mesti disiapkan dalam waktu kurang dari seminggu rasanya.

Kemudian saya mendapati tidak ada penerbangan dari Jakarta ke Mandalay. Yang ada hanya ke Yangon dan Yangon tidak ada di list tempat yang mau saya kunjungi di Myanmar. Maka ‘dengan sangat terpaksa’ plus latar belakang ‘asik bisa mampir makan enak dulu’, saya pun memutuskan untuk terbang ke Mandalay dari Bangkok. Yes, ada waktu satu malam sebelum dan sesudah Myanmar di Bangkok. Lumayan, bisa blinji-blinji dan makan enak. Penting ini.

Pesawat saya mendarat di Mandalay Pk. 12.30.

FullSizeRender-1 Read More