Lasem : Menelusuri Kisahnya Dalam Satu Hari

fullsizerender

Begitulah yang tertera di sebuah tembok yang kami temui di Karangturi, Lasem, Kabupaten Rembang. Menurut Pak Ramelan, guide kami hari itu, warga asli Lasem memang banyak yang sudah hijrah ke kota-kota besar seperti Semarang, Jakarta, Surabaya dan lain-lain tanpa menjual rumah peninggalan keluarganya di sana. Alhasil ada banyak rumah tua yang ditinggalkan hanya dengan penunggunya saja. Penunggu ini adalah orang-orang yang sudah bekerja pada pemilik rumah selama bertahun-tahun. Pemilik rumah menolak menjual rumahnya karena mereka percaya bahwa keberadaan rumah inilah yang membuat mereka berhasil dalam usaha-usahanya.

Read More

Se-Clumsy Clumsy nya Clumsy

Teman saya bilang tangan saya bau.

Eh bukan bau beneran ya. Tangan bau ini istilah orang Sunda untuk bilang tangan yang gampang ngerusakin barang. Ekstrimnya, apa aja yang dipegang trus kemudian rusak. Sebel-sebel kemudian saya harus mengakui kalau dia bener. Sejak kecil, saya gampang banget ngerusakin barang. Walau nggak semua, tapi banyak banget barang yang berakhir rusak di tangan saya.

Contoh yang paling gampang ni ya : walkman. Kalau kami mengikuti cerita jalan-jalan saya di Instagram @pashatama, kamu akan mendapati kalau setiap ke pantai saya selalu mengajak walkman saya yang waterproof itu. Buat saya, barang ini best buy. Karena bisa diajak lari tanpa belepotan kabel, bisa buat berenang, bisa buat mandi.

14659426_533495450178713_6200080532122894336_n

Read More

Bukan Cuma Kamu Yang Perlu Dandan

Salah satu tanda ketuaan kedewasaan yang paling gampang dilihat dan dirasakan adalah saat saya mulai malas pergi-pergi ke luar rumah kalau nggak penting-penting amat dan inginnya bermalas-malasan di rumah saja, apalagi kalau si Biyan, anak saya semata wayang itu ada di rumah juga. Berpelukan sepanjang hari rasanya nggak nolak.

Karena semakin betah di rumah, saya juga mulai mengalokasikan budget belanja saya untuk mendandani rumah. Kalau tadinya asal ada aja ; kursi, sofa, meja makan beserta segala perabotan rumahnya, sekarang saya mulai mencoba membuat segala sesuatu yang ada di rumah lebih enak dipandang.

Maka ketika saya mendengar kabar bahwa HIAS – sebuah gerai yang menyediakan aneka barang pengisi rumah dari barang-barang besar macam sofa, meja makan dll sampai ke perlengkapan makan, perlengkapan mandi, perlengkapan dapur sampai pernak pernik penghias rumah macam bunga, jam dinding dan masih banyak lagi – membuka toko pertamanya di Supermall Karawaci, saya langsung mengarahkan mobil kesana.

fullsizerender

Read More

Tempat-tempat Asik di Belitung, Palembang, Bandung dan Lombok

Karena satu dan lain hal (ya mostly sih karena emang doyan), saya kebetulan lagi banyak jalan-jalan ke beberapa kota di Indonesia. Dari jalan-jalan ini kemudian saya menandai beberapa tempat yang karena menarik kemudian meninggalkan bekas dan kenangan yang manis di hati sekaligus saya tandai untuk akan dikunjungi lagi kalau saya punya kesempatan untuk datang ke kota itu lagi.

Ada yang karena dikunjungi bersama orang-orang tersayang kemudian jadi istimewa. Ada yang karena sudah lama sekali ingin saya datangi kemudian akhirnya terwujud, ada pula yang malah belum pernah saya dengar nama dan ceritanya tapi begitu berbekas di hati.

Ikuti terus cerita ini kalau kamu penasaran tempat-tempat apa saja yang saya maksud ya

Read More

9 Hal Yang Bikin Jatuh Cinta Di dan Pada Nusa Penida

Setelah saya menuntaskan penasaran dengan mengunjungi Nusa Lembongan akhir tahun 2015 lalu, saya kemudian memutuskan kalau Nusa Penida harus jadi tujuan selanjutnya kalau saya ke Bali lagi. Tidak terwujud memang, karena waktu itu saya malah jalan-jalan ke Bali bagian Timur yang ternyata oh menyenangkan juga.

Oh kalau kamu ingin baca-baca soal Nusa Lembongan, Ceningan dan Penida, silakan mampir ke tulisan saya di TripCanvas yang berisi panduan cara pergi, menginap di mana dan makan apa di sana.

Lalu ketika ada sedikit pekerjaan yang mesti saya selesaikan di Bali, saya langsung menyusun rencana untuk kabur ke Nusa Penida.

Read More

Khao Yai : Saat Baht Berasa Bagaikan Euro

Kalau ada yang tanya kenapa tiba-tiba saya berangkat ke Khao Yai pasca Lebaran kemarin maka tanpa ragu saya akan menunjuk blognya Kadekarini dan artikelnya Tripcanvas yang ini dan yang ini. 

Dengan jarak yang hanya 3 jam saja dari Bangkok, berada di Khao Yai rasanya mungkin seperti berada di Eropa bukannya di Thailang (padahal saya belum pernah ke Eropa sih). Hamparan tanah kosong kehijauan, udara yang ga (terlalu) panas, dan jalanan luas yang sepiiii membuat saya berpikir kenapa sih nggak dari dulu saya main ke Khao Yai?

Read More

Karena Kadang2 Kita Pengen Belanja Sampe Jam 2 Pagi : JJ Green – Bangkok

Bener kan? Makanya di Bandung (an di beberapa kota besar lainnya, tentu) mulai banyak midnight sale. Seolah-olah tak cukup lagi waktu belanja dari jam 10 pagi sampai 10 malam seperti biasanya.

Tapi di Bangkok, kamu nggak perlu menanti ada program midnight sale untuk ngerasain belanja sampai leat tengah malam. Sekarang, turun dari BTS Mo Chit bukan cuma ada Chatuchak Weekend Market tapi ada juga JJ Green, sebuah area belanja yang buka dari maghrib sampai dini hari. Posisinya tak susah dicari, tinggal jalan mengikuti arah ke Chatuchak, tapi dari gerbang Chatuchak lurus lagi. Saya baca di blog lokal Thailand, katanya ikutin aja arah orang-orang berjalan. Tadinya mikir, ih mana bisa? Gimana kalau orang-orang itu mau ke tempat lain dan bukan ke JJ Green? Eh ternyata bener lho, hampir semua orang yang jalan arahnya memang ke JJ Green. Jadi saya jamin kamu nggak bakal nyasar.

Disambut musik lumayan berisik di JJ Green. Jadi selain bisa belanja, di sini kamu juga bisa duduk duduk minum-minum sambil nonton live music. Hebat juga, rata-rata band nya bawain lagu lokal bukan lagu barat. Selain duduk minum-minum, di JJ Green kamu juga bisa cari makan enak. Yang nampak banyak terlihat memang serupa Korean Grill atau celup-celup macam Sukiyaki atau Shabu-shabu. Tapi tentu saja street food ala Thailand juga banyak. Sayangnya, minumannya banyak yang ‘terlalu modern’ : soda, smoothies, dll dll. Malah ga nemu Thai Tea yang enaknya ga ada obat itu.

 

Belanjaannya sendiri menarik banget. Dibanding Chatuchak, barang di sini lebih mirip barang-barang distro ya, bukan mass product gitu. Kaos dan bajunya lucu-lucu. Banyak juga kios yang menjual barang-barang second, sepatu misalnya. Pendeknya, JJ Green ini kayaknya menyasar pasar anak-anak muda, sementara Chatuchak menyasar keluarga.

Tentu saja kiosnya tidak sebanyak di Chatuchak ya, kan luasnya nggak seluas Chatuchak juga. Dan belanja outdoor malam-malam kan resiko juga, ntar ada barang cacat yang nggak keliatan. Atau kebalikannya, bisa jadi ada barang bagus yang nggak keliatan juga kan 🙂

Kalau lain kali ke JJ Green lagi, saya sih mau duduk aja makan dan menikmati live musicnya. Atau duduk minum-minum sambil mengamati anak muda Bangkok yang dandanannya asik-asik ini. Tentu saja kelebihan JJ Green adalah jam bukanya yang sampai dini hari itu. Kalau nggak punya banyak waktu di Bangkok kan lumayan ya, siang sore bisa jalan-jalan ke tempat lain dulu, ntar maleman baru kemari.

Jadi tertarik ke JJ Green nggak?

Banyakin Bergerak Biar Ga Mesti Ngurangin Makan : )))

Sama seperti saya, Biyan juga doyan makan. Pake banget. Doyan makan banget. Kalau hasrat makannya diikuti terus, bisa-bisa dua kali makan pagi, dua kali makan siang, dan dua kali makan malam. Belum lagi cemilan-cemilan di antaranya. Untuk alasan kesehatan, saya tentu saja membatasi hasrat makannya yang selalu membuncah ini. Tapi membatasi anak makan saat dia lagi doyan-doyannya makan kok ya kesian juga.

IMG_5442

Akhirnya saya memutuskan kalau Biyan mesti lebih banyak bergerak dari sebelumnya. Prinsipnya sama kayak saya, mendingan nambahin porsi olah raga daripada ngurangin porsi makan. Ya lebay juga sih ya kalau nggak ngurangin porsi makan : )))

Tapi kamu ngerti lah maksudnya kan yaaaa. Maksudnya makan cukup aja, tapi olah raga mesti berimbang juga. Makannya lebih banyak ya olah raganya juga lebih banyak.

Tapi mengajak anak umur 8 taun (sebentar lagi 9 taun!) ini nggak mudah juga. Kadang-kadang suka males. Punya sepeda di rumah dipakenya sesekali. Diajak berenang, kerjaannya main seluncuran. Diajak lari di GOR, udahannya ngajak makan Tempe Mendoan.

Harus ada motivasi yang membuat anaknya lebih semangat berolah raga.

Tadinya sempat mau hire personal trainer supaya anaknya lebih teratur dalam olah raga. Ah tapi kok rasanya berlebihan. Belum lagi ntar jadwalnya bentrok sama ini itu yakan.

Problem cari motivasi ini kemudian usai waktu saya menemukan yang namanya MILO Energy Band.

IMG_8058

Apaan sih ni?

Yaaaa ini sama ajalah kayak band yang suka dipake sama mereka yang suka lari. Bisa buat ngukur seberapa jauh kita lari, berapa kalori yang sudah terbakar dll.

Asiknya lagi, ada applikasi ‘partner kerja’ si energy band ini yang bisa diinstall di henpon (iOS & Android) untuk memantau berapa asupan yang sudah masuk dan berapa energy yang harus dibakar supaya metabolisme anak menjadi sempurna.

Contohnya ni ya.

Sarapan susu coklat, makan siangnya mie dan makan malamnya roti. Ketauan tuh berapa karbohidrat, berapa protein dan berapa banyak kalori yang harus dikeluarkan. Akan ketauan juga zat apa yang diperlukan oleh anak kita untuk pertumbuhan fisiknya yang lebih baik. Kan sebelum mulai dipake kita akan diminta memasukkan data fisik anak : berat dan tinggi badannya.

IMG_6705

Lebih dari itu, aplikasi ini juga menyediakan sport tips yang mungkin diperlukan anak-anak yang sudah mulai menyukai olah raga permainan beregu seperti sepak bola, basket dan lain–lain.

FullSizeRender

Ada satu lagi yang bikin Biyan seneng pakai MILO Energy Band ini : bisa customize avatar sendiri sehingga dibuat mirip dianya beneran. Saya kemudian bercanda untuk cari-cari muka yang pipinya paling tembem supaya makin mirip Biyan. Anaknya cemberut sebentar kemudian ikut ketawa-ketawa.

Dan benar seperti dugaan saya, setelah pake MILO Energy Band ini, Biyan jadi lebih termotivasi untuk lebih banyak bergerak sih, karena dia merasa melihat hasilnya secara langsung juga kan

IMG_6704

Satu hal yang saya simpulkan energy band beserta aplikasinya ini adalah bahwa betapa kurang banyak kita bergerak. Disarankan untuk jalan 11.000 langkah per hari. Hanya tercapai waktu kemarin jalan keliling-keliling Chatuchak plus naik turun tangga BTS sih. Sisanya, jangan-jangan 1000 pun tidak.

Ya bayangkan aja, mau sekolah naik mobil, turun ke kelas, paliing lari-lari dan jalan-jalan selama di sekolah. Sampe rumah ya cukup beragam antara duduk baca buku atau main bola sama anak tetangga. Tapi untuk kegiatan sehari-hari saya yakin nggak akan sampe 11.000 langkah per hari.

Kesempatan mencoba energy band untuk pertama kali ini memang eksklusif ditawarkan pada beberapa orang ibu-ibu. Saya termasuk salah satu yang beruntung bisa mencobanya duluan.

Kalau kamu pengen juga coba pakai untuk anakmu, tunggu sampai sekitar bulan Oktober ya, karena energy band ini nanti akan dijual bebas. Asik nih kalau udah banyak yang pakai, kita bisa mulai pakai fitur challenge di aplikasinya, lumayan kan menambah motivasi untuk bergerak lebih banyak lagi. Pantau terus informasinya di www.milo.co.id ya Buibu supaya nggak ketinggalan update terbarunya dan bisa segera mencoba MILO Energy Band yang sa’ik berat ini

#MILOChampSquadID

IMG_7340

Lyfe With Gojek

Sejak Gojek mulai beroperasional di Bandung, cita-cita saya cuma satu : beli Martabak Andir tanpa harus ngantri lama-lama di sana. Makanya begitu download Gojek, yang pertama saya lakukan tentu saja pesan Martabak ke Andir. Berhasilkah? Tidak. Di awal masa tayangnya, Gojek selalu gagal membelikan saya Martabak yang hits banget itu. Kadang-kadang katanya driver sudah belikan dan menuju rumah saya tapi tak pernah kunjung datang.

Gojek-Bandung1

note : gambarnya dari google

Read More