Sejak Biyan umur satu atau bahkan kurang dari itu, saya memang nggak pernah berencana untuk punya anak lagi. Di blog ini saya pernah cerita kalau saya ini udah jatuh cinta berlebihan sama anak satu-satunya ini sampe rasanya nggak rela berbagi sayang dan perhatian sama anak lain lagi. Selain itu, pertimbangan sisi finansial dan waktu tik tok tik tok berjalan juga kelihatannya kurang bersahabat buat kami untuk menambah anak. Uang sekolah mahal, kursus ini itu mahal juga, jalan-jalan mahal, tiket pesawat makin mencekik.
Saya juga ‘korban’ orang-orang yang doyan nanya “kok ga nambah anak lagi sih? Mumpung masih muda”, “mana seru punya anak cuma satu nanti ditinggal kawin kesepian lho”. “ayo dooong punya anak perempuan pasti lucu deh”. Dan rentetan pertanyaan serupa yang sempat bikin sebel walaupun belakangan cuma saya tanggapi dengan “nggak pengen”. “Nanti keburu males lho Shas”. “Udah keburu males sekarang juga, bhay”.
Tapi saya pernah bilang, lupa sama siapa, bahwa kalau satu hari Biyan bilang pengen punya adik, saya akan mempertimbangkan. Karena he’s the reason I’m standing still kan ya. Dan dulu-dulu setiap ditanya soal punya mau punya adik apa kagak, Biyan selalu menjawab fasih (seperti mamanya), “engga ah, ga mau”.
Baru-baru ini saya mendapati Biyan lagi seneng main-main dengan anak-anak kecil yang umurnya di bawah dia. Teman bermain dia di rumah punya adik umur 2 tahun yang menurut biyan “lucu banget, Ma!, gemes Ma!”. Kalau main ke mall atau kemana aja yang ada anak kecil, dia juga seneng sama anak kecil. Jujur aja saya agak deg-deg an mendapati fenomena ini. Pasalnya saya (dan suami) sudah bertekad nggak akan nambah anak lagi.
Tengah bulan nanti Biyan ulang tahun ke-8. Pas ditanya mau kado apa, jawabannya cukup bikin berasa petir di siang hari,
“aku mau adik”
Kaget dan lemes kemudian jadi satu.
“Biyan, kado ulang taun itu semacam Lego, mobil2an, atau apalah”
“iya, tapi taun ini aku mau adik”
Permintaan ini dikemukakan berulang-ulang kali sehingga pura-pura lupa bukanlah solusi. Di satu makan malam, dia ngomong lagi soal punya adik (dia bahkan meyakinkan saya bahwa gapapa kalau mama membagi sayang dan perhatian sama adik, kan sama-sama anak mama, gitu katanya). Dia juga dengan fasih bilang nggak apa kalau kita jadi nggak bisa jalan-jalan jauh dulu karena punya bayi. “Nanti kalau adik bayi udah gede baru kita jalan-jalan lagi. Oh no.
Ayahnya kemudian melempar pandang sama saya seolah-olah semua keputusan untuk nggak punya anak lagi ini 100% keputusan saya. Katakanlah saya jadi bad guy. Semua gara-gara mama kalau aku sampe nggak punya adik, gitu kayaknya pikiran dia. Saya bahan sempat tanya suami saya “menurut kamu gimana dengan the whole idea punya anak ini lagi”. Saat itu saya sudah mulai melemah dan mikir, okelah kalau memang mau. Di luar dugaan suami saya langsung jawab “nggak ah”.
Lah kenapa seolah-olah saya satu-satunya yang nggak mendukung ide punya bayi ini sih? Suami saya nggak mau juga tuh.
Saya kemudian berpikir bagaimana caranya menjelaskan sama Biyan plus minusnya punya adik. Saya udah berencana untuk menjelaskan dari sisi finansial, garis besarnya biaya sekolah, umur produktif orang tua, ketidakbisaan saya meninggalkan pekerjaan dll dll karena sejak dulu saya selalu menjelaskan dengan gamblang tentang segala sesuatu dengan harapan dia akan mengerti dan menerima kemudian untuk tidak punya anak lagi akhirnya jadi keputusan bertiga antara saya, Biyan, dan ayahnya. Bukan cuma sekedar “mama males hamil, nanti ga bisa jalan-jalan, ga bisa pergi-pergi lagi”.
Hari minggu kemarin Biyan pulang abis main di rumah temannya ;
“Adiknya temenku nangis karena layangannya terbang ga balik lagi. Kayaknya punya adik ribet ya, layangan terbang aja nangisnya lama banget. Aku ga jadi minta adik deh kalo gini caranya”
Problem solved. Case closed
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHHAHAHAHA
enak kan ketawanya enak kaaannnnn
AHAHAHAHAHAHA
Ya ampunnnnn Biyan aku ngefans berat inihhhhhh :’))))
nyahahah, begitulah dia π
Huhahahaa selamat karena layangan
bener-bener karena layangan π
Buahahahahaha… Biyaaaannnn! Kamu lutju sekaliiii. Memang ribet kok Biyan!tapi seru loh punya adik. #Eaaaaaaaaa :)))))
jangan sampai dia mendengar ini darimu :))
hahaha dasar bocah!
bocah banget π
Tapi besok mungkin dia akan minta lagi, hehe…
semoga engga ya, aku pusing nanti π
MUAHAHAHAHAHAHA..
sumpah. . saya ga bisa nahan ketawa
biyan, percayalah, peristiwa layangan dan adik yang menangis itu merupakan semacam konspirasi….
tak lama lagi, engkau akan mengerti…
bahwa punya adik memang merepotkan?
biyan dapat salam dari putri dan adik naya hehehehe kamu lucu deh
Hai Putri dan Adik Naya, kapan2 ketemu ya, di Bandung atau di Jogja π