Biyan Punya Adik??

DSCN0848

Sejak Biyan umur satu atau bahkan kurang dari itu, saya memang nggak pernah berencana untuk punya anak lagi. Di blog ini saya pernah cerita kalau saya ini udah jatuh cinta berlebihan sama anak satu-satunya ini sampe rasanya nggak rela berbagi sayang dan perhatian sama anak lain lagi. Selain itu, pertimbangan sisi finansial dan waktu tik tok tik tok berjalan juga kelihatannya kurang bersahabat buat kami untuk menambah anak. Uang sekolah mahal, kursus ini itu mahal juga, jalan-jalan mahal, tiket pesawat makin mencekik.

Saya juga ‘korban’ orang-orang yang doyan nanya “kok ga nambah anak lagi sih? Mumpung masih muda”, “mana seru punya anak cuma satu nanti ditinggal kawin kesepian lho”. “ayo dooong punya anak perempuan pasti lucu deh”. Dan rentetan pertanyaan serupa yang sempat bikin sebel walaupun belakangan cuma saya tanggapi dengan “nggak pengen”. “Nanti keburu males lho Shas”. “Udah keburu males sekarang juga, bhay”.

Tapi saya pernah bilang, lupa sama siapa, bahwa kalau satu hari Biyan bilang pengen punya adik, saya akan mempertimbangkan. Karena he’s the reason I’m standing still kan ya. Dan dulu-dulu setiap ditanya soal punya mau punya adik apa kagak, Biyan selalu menjawab fasih (seperti mamanya), “engga ah, ga mau”.

Baru-baru ini saya mendapati Biyan lagi seneng main-main dengan anak-anak kecil yang umurnya di bawah dia. Teman bermain dia di rumah punya adik umur 2 tahun yang menurut biyan “lucu banget, Ma!, gemes Ma!”. Kalau main ke mall atau kemana aja yang ada anak kecil, dia juga seneng sama anak kecil. Jujur aja saya agak deg-deg an mendapati fenomena ini. Pasalnya saya (dan suami) sudah bertekad nggak akan nambah anak lagi.

Tengah bulan nanti Biyan ulang tahun ke-8. Pas ditanya mau kado apa, jawabannya cukup bikin berasa petir di siang hari,

“aku mau adik”

Kaget dan lemes kemudian jadi satu.

“Biyan, kado ulang taun itu semacam Lego, mobil2an, atau apalah”

“iya, tapi taun ini aku mau adik”

Permintaan ini dikemukakan berulang-ulang kali sehingga pura-pura lupa bukanlah solusi. Di satu makan malam, dia ngomong lagi soal punya adik (dia bahkan meyakinkan saya bahwa gapapa kalau mama membagi sayang dan perhatian sama adik, kan sama-sama anak mama, gitu katanya). Dia juga dengan fasih bilang nggak apa kalau kita jadi nggak bisa jalan-jalan jauh dulu karena punya bayi. “Nanti kalau adik bayi udah gede baru kita jalan-jalan lagi. Oh no.

Ayahnya kemudian melempar pandang sama saya seolah-olah semua keputusan untuk nggak punya anak lagi ini 100% keputusan saya. Katakanlah saya jadi bad guy. Semua gara-gara mama kalau aku sampe nggak punya adik, gitu kayaknya pikiran dia. Saya bahan sempat tanya suami saya “menurut kamu gimana dengan the whole idea punya anak ini lagi”. Saat itu saya sudah mulai melemah dan mikir, okelah kalau memang mau. Di luar dugaan suami saya langsung jawab “nggak ah”.

Lah kenapa seolah-olah saya satu-satunya yang nggak mendukung ide punya bayi ini sih? Suami saya nggak mau juga tuh.

Saya kemudian berpikir bagaimana caranya menjelaskan sama Biyan plus minusnya punya adik. Saya udah berencana untuk menjelaskan dari sisi finansial, garis besarnya biaya sekolah, umur produktif orang tua, ketidakbisaan saya meninggalkan pekerjaan dll dll karena sejak dulu saya selalu menjelaskan dengan gamblang tentang segala sesuatu dengan harapan dia akan mengerti dan menerima kemudian untuk tidak punya anak lagi akhirnya jadi keputusan bertiga antara saya, Biyan, dan ayahnya. Bukan cuma sekedar “mama males hamil, nanti ga bisa jalan-jalan, ga bisa pergi-pergi lagi”.

Hari minggu kemarin Biyan pulang abis main di rumah temannya ;

“Adiknya temenku nangis karena layangannya terbang ga balik lagi. Kayaknya punya adik ribet ya, layangan terbang aja nangisnya lama banget. Aku ga jadi minta adik deh kalo gini caranya”

Problem solved. Case closed

16 comments

  1. siska (@editor_in_chic) · September 7, 2015

    HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHHAHAHAHA

    • Pashatama · September 8, 2015

      enak kan ketawanya enak kaaannnnn

  2. Cita · September 7, 2015

    AHAHAHAHAHAHA

    Ya ampunnnnn Biyan aku ngefans berat inihhhhhh :’))))

    • Pashatama · September 8, 2015

      nyahahah, begitulah dia πŸ˜€

  3. nyonyasepatu · September 7, 2015

    Huhahahaa selamat karena layangan

    • Pashatama · September 8, 2015

      bener-bener karena layangan πŸ™‚

  4. joeyz14 · September 7, 2015

    Buahahahahaha… Biyaaaannnn! Kamu lutju sekaliiii. Memang ribet kok Biyan!tapi seru loh punya adik. #Eaaaaaaaaa :)))))

    • Pashatama · September 8, 2015

      jangan sampai dia mendengar ini darimu :))

  5. dinaisyana · September 8, 2015

    hahaha dasar bocah!

    • Pashatama · September 28, 2015

      bocah banget πŸ™‚

  6. alrisblog · September 9, 2015

    Tapi besok mungkin dia akan minta lagi, hehe…

    • Pashatama · September 28, 2015

      semoga engga ya, aku pusing nanti πŸ™‚

  7. jokeray · September 12, 2015

    MUAHAHAHAHAHAHA..

    sumpah. . saya ga bisa nahan ketawa

    biyan, percayalah, peristiwa layangan dan adik yang menangis itu merupakan semacam konspirasi….

    tak lama lagi, engkau akan mengerti…

    • Pashatama · September 28, 2015

      bahwa punya adik memang merepotkan?

  8. ida · November 17, 2015

    biyan dapat salam dari putri dan adik naya hehehehe kamu lucu deh

    • Pashatama · November 26, 2015

      Hai Putri dan Adik Naya, kapan2 ketemu ya, di Bandung atau di Jogja πŸ™‚

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s