Tag Aku, Kau Ku-Report As Spam

Seperti yang kamu, kamu dan kamu mungkin tau, saya kan sekarang ceritanya jualan online. Pertamanya sih jualan boneka Angry Birds kan ya, dan cukup booming. Sampe sekarang  banyak dapet temen baru juga karena banyak yang belinya cukup nagih, beli 1, barang sampe, beli lagi 2, barang sampe, beli lagi banyak. Alhamdulilah

Paling seneng kalo yang alamat kirimnya ke kantor. Nah kantoran kan banyak orangnya tuh ya, jadi kalo kirim ke kantor, yang udah udah temennya ikutan beli, begitu terus sampe sekantor lengkap boneka Angry Birds nya. Pelanggan senang, saya pun tentunya.

Dari sekedar boneka Angry Birds, jualan kemudian bertambah jadi pernak pernik Angry Birds yang lain, gantungan kunci, tas, dan barang-barang lain. Sampe sama @MarinaTjokro di Twitter saya dipanggil Mami Burung. Oh well.

Lalu kegiatan berjualan pun bertambah lagi, saya jualan MP3 Player juga sekarang. Singkat kata, acara jualan yang tadinya cuma iseng-iseng lucu akhirnya jadi serius karena ternyata lumayan hasilnya. Dan berhubung jualannya on line, ga terlalu menyita waktu, dan juga cocok buat saya yang suka ga enakan sama yang beli. Dulu-dulu kalo jualan terus ditawar, saya suka pasrah ga enak nolak. Kalo sekarang sih, kan ngobrolnya online, jadi tinggal bilang, “maaf harganya pas” terus kasih deh emoticon senyum supaya kesennya jauh dari judes.

Nah mau cerita dulu, sebelumnya saya tuh paling bete kalo belanja online terus dipanggil “Sis, sis”. Kagok gitu dengernya. Nggak kenal aja kok panggil begitu. Tapi sekarang berhubung saya yang jualan, dipanggil “Sis” ya pasrah aja. Temen saya pernah tanya “berasa digaplok ga biasa benci sekarang dipanggil SIS?”. Saya jawab, “iya berasa, tapi berasa digaplok duit sih jadi gapapa”. Hehehe…

Berhubung jualannya mulai di twitter, saya lebih aktif jualan di twitter. Tapi lama-lama, seiring dengan barang yang terus bertambah juga, saya akhirnya memutuskan bikin blog. Bukan apa-apa, yang mau beli kan suka pengen liat gambar-gambar barang yang banyak itu, nah kalo saya posting semua di twitter, bisa banjir deh  TL saya, ga enak juga kan. Jadi 2-3 gambar saya posting di twitter, sambil menyertakan alamat blog saya dengan harapan pada mampir (dan beli, ehem).

Nah terusnya, ternyata banyak juga orang yang lebih akrab buka Facebook ketimbang buka blog. Maka saya pun buka toko online di Facebook. Terus muncullah dilemma. Banyak toko online yang lumayan sukses berjualan di Facebook kan. Dan ternyata salah satu modalnya adalah nge-tag orang.

Duh.

Saya pribadi sering sebel kao di-tag online shop di Facebook. Terutama di tag barang yang jelas-jelas engga, misalnya iPhone dengan harga Rp. 1.500.000 (langsung block onlineshop nya). Tapi kan ada beberapa temen yang punya online shop di Facebook (dan saya memang suka beli produknya). Kalo sampe di-tag temen, biasanya saya remove tag aja diem-diem, tanpa pake ngomel. Gimana ya, namanya sama temen kan pamali benci. Nah kalo giliran di-tag online shop yang entah siapa yang punya (ketambahan saya ga minat beli pula), biasanya langsung saya remove tag nya, trus unfriend deh.

Gengges Cin, sumpeh deh.

Oya, waktu mulai jualan di Facebook, saya khusus membuat satu akun baru. Memang sih rempong berat  nge-add teman-teman baru, butuh waktu dan suka di’hukum’ sama Facebooknya gara-gara kebanyakan nge-add orang, belum lagi kalo diantara yang di-add itu ada yang me-report saya as spam.

Nah, pas akun sudah jadi dan saya mulai add sana sini, saya akhirnya sampai di sebuah lingkungan baru. Lingkungan online shop di Facebook yang, oh-my-god, seperti sebuah rimba yang menyeramkan. Semua orang berjualan disitu, semua orang saling nge-tag satu sama lain, dan banyak diantara pemilik online shop yang bahkan ga berusaha bikin tampilan foto yang bagus, gambar buram di-tag ke muka orang. Oh gawd.

Saya kemudian tersadar, saya ga bakal survive di dunia ini, jualan di Facebook maksudnya. Saya tau nge-tag orang sembarangan itu ga etis dan saya ga mau ikut-ikutan cuma supaya dagangan saya laku.

Jadi begitulah, ‘karir’ saya yang sedemikian singkat berjualan di Facebook pun kandas tuntas tak berbekas. Akun berjualan masih saya pakai, cuma sekedar untuk memuat album dari foto-foto barang dagangan, dengan harapan bisa memudahkan calon pembeli yang mau liat foto lengkap.

Buat yang jualan di Facebook, jangan repot-repot merasa tersinggung ya, kalo saya ga suka, saya tinggal unfriend. Kalo saya remove tag doang, boleh dong ya :). Dan belum tentu sih semua orang sama rewelnya kayak saya, soalnya saya juga pernah ngalamin diminta orang “tag ke saya ya Sis”, laaah ada yang doyan di-tag malahan :).

Jadi ke Twitter-lah saya kembali. Alhamdulilah banyak banget temen-temen yang suka bantuin RT barang dagangan, akhirnya banyak yang suka liat dan beli dagangan saya, di luar follower saya sendiri.

Pun di Twitter, saya biasanya hanya ‘melempar’ foto, lalu mengarahkan peminat ke blog untuk mellihat spesifikasi barang dan foto-foto barang lainnya. Tapi saya nggak pernah mention orang terus ‘nyodorin’ barang dagangan ya. Saya pribadi pun pernah merasa terganggu dengan mention dari orang ga dikenal trus nyelonong “mau dapet pulsa gratis? follow akun ‘@XYZ'”. Uh oh, ga sopan, mas, mbak, terutama kalo kita ga kenal.

Iyah, begitulah, pengalaman baru di dunia jualan online. Banyak serunya, banyak juga salahnya, semoga banyak duitnya :D.

Eh sekalian promosi ah, boleh dong. Blog jualan saya bisa dikunjungi di www.tumitama.com dan kalo mau add di Facebook boleh juga, tinggal di-search aja, namanya Tumi Tama, atau klik ini aja.

Terus, kenapa sih namanya Tumi Tama ? Nanti kapan-kapan saya cerita ya :).

13 comments

  1. Tante Ayam · July 31, 2011

    Gw gak anti kalau yg jualan kenal dan barangnya gw suka, gw sebel kalau ga kenal nge-tag sehari 5x. Hihihihi.

    • pashatama · August 1, 2011

      bener pisan Nte, gw juga kalo kenal ya paling remove tag silently, minus ngomel. apalagi kalo suka belanja didinya 🙂

  2. Ste · July 31, 2011

    Nanti aku blog web dagangan cici ya :-*

    • pashatama · August 1, 2011

      ah kamu ini memang paling manis, terima kasih ya Ste :*

  3. BROADCAST MEDIA Advertising · July 31, 2011

    Sama hal nya berjualan On-line Via Bulk Email atau yg biasa kita sebut Email Spam, dan sejenisnya.
    Lain cerita Lain artian, dalam hal ini semisal kami selaku Perantara antara Operator Selular dengan Masyarakat Umum yang mungkin dikecam sebagian orang, tapi banyak juga yang mendukung kami untuk membuat inovasi baru untuk kedepannya.. !
    Lalu Ceritanya bagaimana ?
    Bagaimana bisa kami menyebut seperti itu, sedangkan kami sendiri sudah menerangkannya jauh dari topik awal di postingan ini ?

    Kami ingin memberikan Contoh mungkin dari kami sendiri baru bisa kami berbicara tentang yang lain.

    Jika, Setiap Operator Selular tidak mengeluarkan Iklan yang terkadang “gak jelas” semisal: Anda mendapatkan berkah Rahmadan, dll langsung saja ketik *99*377# atau Hadiah 100juta Anda belum diambil dengan mengetik *8889# lalu OK.
    Selama ini, kenapa Operator Selular membiarkan hal seperti itu ?
    Semua hanya Demi Keuntungan semata ?
    Itu Anda sendiri yang tau.. 🙂

    Lalu, dengan keinginan anak bangsa sendiri, baik keterbatasan maupun kemampuan SDM yang memadai mereka ingin meluruskan lagi bagaimana menerapkan layanan yang “baik” dan “terarah” dimata masyarakat pada umum nya terlebih pada khususnya.

    Seperti kami, membangun dan mengembangkan SDM maupun Program yang lebih terarah dengan mengutamakan kenyamanan setiap User.
    Bahkan Operator Selular pun tidak mengutamakan hal itu.. Bagamana kami bisa ?
    Ya.. !
    Kami bisa, dengan pengiriman /hari diatas angka 305.442 nomor s/d 1.128.371 nomor yang tercatat didatabase kami Se-indonesia.. kami selalu menjaga Privasi orang.. How ?
    1. Jika ada komentar tidak menyenangkan langsung kami pisahkan agar selanjutnya tidak dikirimkan lagi info Gratis dari kami.
    2. Kami tidak memberikan nomor Anda kepada setiap klien kami dengan tujuan Report pengiriman maupun dengan alasan lainnya.
    3. Menjembatani Arti dari sebuah iklan, dalam hal ini kami melarang setiap Marketing Representatif kami untuk menerima segala bentuk iklan yang mengandung “Penipuan, SARA, Ancaman, maupun iklan berbau Porno yang melanggar batas Privasi seseorang”.
    4. Membatasi jumlah pengiriman ke setiap nomor, dalam hal ini kami hanya akan mengirimkan info kepada Anda 1x dan selanjutnya 3hari kedepan baru akan dikirimkan lagi, tentunya dengan iklan yang beda disetiap pengirimannya.
    5. Menetapkan Harga yang Memasyarakat, dalam hal ini Setiap Operator Selular memakai layanan Masking ID, tapi kami memakai nomor biasa seperti sistem pengisian pulsa pada umumnya.

    Bayangkan.. Operator Selular hampir setiap hari memberikan Anda iklan MMS, iklan pesan suara, bahkan sekarang ada yang Iklan Via Call yang penelepon nya ntah siapa, diangkat langsung menawarkan Bla Bla Bla..
    Itu semua Gratis untuk Anda.. dan dalam hal ini pun Anda tidak bisa menuntut Setiap Operator yang Anda maksud itu.. Mereka punya ijin, kekuasaan, dan hak paten hukumnya sendiri.. lalu Anda ?
    Sebuah media korban dari pembuat hak paten kah ?

    Tidak.. Anda yang berkuasa, Anda juga mempunyai hak yang sama dengan Operator Selular.. Sama hal nya dengan Google, sekilas sebagai mesin pencari Google memang berkuasa atas setiap website di internet.. tapi apakah Anda sadar ?
    Anda memegang kendali atas semua ini, karena Anda mereka ada.
    Begitu juga Broadcast Media Advertising.. Karena Operator kami ada, anda salah jika merasa terganggu oleh info sms dari kami, Operator yang harus anda salahkan karena kami hanya meluruskan apa itu iklan SmS yang tanpa adanya unsur penipuan maupun mengundang dengan maksud menjebak orang agar berlangganan.. Anda salah jika terganggu oleh Tag orang lain, Facebook lah yang harus Anda salahkan.. Anda salah jika merasa di Monopoli oleh sebuah Mesin Pencari Google, Microsoft lah yang harus Anda salah kan.. Media pencetus memulai, lalu.. selanjutnya Anda berkreasi lalu ada yang menyalahkan Anda, tapi Anda diantara sebagian dari yang Anda sendiri menolak sistem ataupun hal seperti yang sebagian banyak orang lakukan..
    Semua bermula dari Anda, lalu Anda sendirilah yang menentukan bagaimana seharusnya.. sekilas kami berjalan menelusuri Google mendapatkan Topik dari postingan ini, Nice Post
    Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua agar mendapatkan layanan yang memang tidak menjadi celah sebagian orang untuk berbuat sesuka hati.
    Salam Sukses
    Team: Broadcast Media Advertising

    • pashatama · August 1, 2011

      terima kasih sharingnya.

  4. capcaibakar · August 1, 2011

    yang atas komennya satu postingan aja gitu ya.. *melipir.. mau beli burung-burung tapi belum punya ipod dan ipon.. dan ga jago main burungnya.. tapi lucuh ya*

    • pashatama · August 1, 2011

      iyah panjang, maka replynya belakangan, aku harus baca dulu, hehe….
      iyaaaa burungnya lucuk2, nanti aja kalo mau ada barang baru aku kabarin yah 😉

  5. Yudha · August 1, 2011

    Kayaknyamah panggilan “SIS ” itu kayak “Enci/cici” klo belanja di pasar, cuman ini mah belanjanya rada canggih gitu
    Tapi klo cowo yang belanja jarang tuh di panggil Bro, yang ada jadi Agan / Juragan .. huehue

    #eh dagangganya bisa di tawar ?

    • pashatama · August 2, 2011

      iyah bener, suami saya bukan koko koko juga tetep dipanggil kok kalo belanja elektronik, ga tau kenapa :))

      roti kali ditawar 🙂

  6. Dompet Pria Murah · September 13, 2011

    thx postingannya

  7. Yudha P Sunandar · September 21, 2011

    sopan berjualan, untung pun berdatangan. xixixi.

    sukses dagangannya yah, ci ^_^

    • pashatama · October 28, 2011

      ahay! thanks ya Yudha 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s