The Rosie Project. (insya allah ga pake spoiler)

Bisa dibilang saya melalui masa masuk usia dewasa dengan membaca buku-buku chicklit. Dari jaman Bridget Jones’ Diary, sampe The Devil Wears Prada, semua saya lahap sampai tuntas. Belakangan ketika social media mulai menyita waktu membaca, saya masih tetap setia baca chiklit meskipun waktunya kadang-kadang defisit banget.

Membaca chiklit artinya mengerti banget pola pikir penulisnya. Maklum, rata-rata penulisnya perempuan, tokoh-tokohnya nggak beda jauh dari perempuan muda, punya penghasilan sendiri, cerdas, punya keterampilan, tapi tetep drama queen terutama soal percintaan. Makanya nggak heran kalau saya dengan mudah bisa mengikuti alur penulisan dengan mudah.

Waktu The Rosie Project sampai ke tangan saya, seperti biasa kiriman @editor_in_chic, saya nggak ngeh kalau penulisnya lelaki. Tokoh sentralnya memang lelaki sih, tapi kan bisa aja penulis perempuan nulis soal tokoh lelaki. Kemudian ketika saya mulai kesulitan mengikuti pola pikir dan cara pandang Don Tillman, si tokoh utama, saya baru sadar, oh penulisnya lelaki.

Dari situ cerita ini kemudian jadi lebih menarik buat saya karena rasanya seperti menyelami daya pikir seorang lelaki. Bukan perihal pekerjaan atau segala sesuatu yang lebih serius, tapi lebih ke soal…………..

Read More