Mannna Personal Touch nya? :P

Berapa belas tahun lalu, menjelang Natal saya selalu sibuk memilih kartu Natal. Membeli kartu Natal yang di pack masing2 dua belas buah, meskipun lebih murah, sama sekali tidak pernah jadi pilihan saya. Saya menikmati memilih kartu yang berbeda untuk setiap teman saya. Sesuai kesukaan mereka, atau setidaknya sesuai yang saya ‘kira’ mereka suka.

Setelah SMS menjadi barang yang sangat umum, saya akui saya tidak pernah lagi membeli kartu natal. Kirim SMS cepet cong, murah lagi ☺ apalagi sekarang, sekali kirim 6 SMS di pagi hari, udah gratis aja 300 SMS selama siang dan sore nya. Biar kata provider suka ngadat-ngadat jadi lambat dengan alasan pemakaian over juga, tetep aja kirim SMS. Biar kata telat, yang penting nyampe. Setelat-telatnya SMS tetep aja lebih cepet dari kartu Natal atau kartu pos.

Di jaman facebook mulai menjadi bagian dari gaya hidup (I do sound like a wartawan lifestyle ya), ngucapin selamat Natal dan selamat-selamat lainnya, jadi lebih gampang lagi. Tinggal klik-klik-klik, langsung deh nyampe. Buat pemakai BlackBerry malah lebih gampang, tinggal tulis pesan, send to all. Beres deh. Eh adalagi Twitter, gampang juga, tinggal “merry christmas ya cin”, beres deh. Berapa tahun belakangan saya agak kurang sreg dengan kirim-kiriman sms yang bentuknya standard alias template alias tulis satu, kirim ke semua. Sudah hampir 3 tahun ini, saya selalu membuat SMS baru untuk dikirimkan ke teman-teman. Semua dilengkapi dengan nama mereka masing-masing supaya pada tau kalo itu bukan SMS template. Saya juga menyisipkan pesan pribadi, misalnya salam ya buat laki dan anak lu, atau salam ya buat Ibu dan Bapak, ya apa ajalah yang membuat SMS itu memang saya buat khusus buat dia dan bukan SMS template.

Tahun ini, Facebook diramaikan dengan badai Blingee. Beberapa teman sempet mencak mencak di Twitter karena kesel dengan hebohnya si Blingee itu. Saya termasuk diantaranya, setiap buka profile saya di FB, yang ada cuma si Blingee itu berjejer sampe berapa halaman, super sebal. Saya memang menerima banyak ucapan yang asalnya dari aplikasi macam itu. Dan jujur, membuat sebal. Bukannya ga terima kasih ya. Tapi personal touch nya udah ilang sama sekali tuh. Boro-boro pengen bales, jangan2 mereka juga ngga inget udah kirim ke siapa aja, tinggal klik soalnya.

Jadi kalo dibandingin dengan ritual memilih kartu dulu itu, wah tingkatannya jauh bener ya. Memang iya sih, kehidupan sekarang kan berputar lebih cepat dan kesibukan masing-masing udah segunung aja. Tapi buat saya, personal touch dalam setiap greeting itu perlu lho. Biar kata telat ngucapin, tapi kalo pesannya personal. Lebih enak aja bacanya.

Natal. Tahun Ini

Postingan dibuka dengan helaan napas panjang karena tanpa sadar saya serasa dilangkahi waktu. Tahun ini berlalu dengan saat cepat, super. Belum apa2 tau-tau udah tengah taun, belum apa2 tau-tau Biyan umurnya 2 taun aja. tau-tau udah mau Natal, dan blast! 2009 nya abis deh.

Sama seperti tahun lalu, Natal kali ini buat saya (masih) belum terasa aroma religiusnya. Yang terasa saat ini cuma ricuh beli kado Natal, dan juga ditambah kerjaan yang, ya ampun, berantakan. Too many things to do, waktu dan mood cuma tinggal sejengkal. Alhasil ga nyampe kemana-mana.

Tahun ini, saya memposisikan diri untuk tidak terlalu terlibat dalam acara-acara keluarga. Baik keluarga saya maupun keluarga tetangga. Keluarga suami, maksudnya. Tahun ini rasanya ingin sekali boleh egois, doing my things, what I like, what I want. Memutuskan untuk tidak datang ke ritual keluarga seperti tahun tahun sebelumnya. Kalau boleh jujur sedikit, ada banyak ini itu yang membuat saya merasa kumpul keluarga di hari Natal menjadi tidak lebih dari sekedar kumpul-kumpul aja. Dan tahun ini, saya tidak mau melakoni itu semua. Tahun ini saya mau melakoni skenario saya sendiri.

Di sisi lain, saya merasakan peran yang begitu besar dari teman-teman. Sejak dulu, saya memang suka ‘mengagungkan’ peran teman dalam setiap sisi kehidupan saya. Di saat susah, saat sedih dan saat suka, ada teman yang selalu menyertai. Terutama tahun ini.

Saya kemudian merancang beberapa christmas dinner bersama beberapa teman dekat. Yang sudah 100% jadi, saya bakal makan malam bersama seorang teman baik dari jaman SMA. Anaknya hampir seumur Biyan. To make it merrier, kami merencanakan tuker kado untuk anak-anak. Cuma kami berenam saja, dia dengan suami dan anak, begitupun saya. Selain itu, via twitter saya juga mengundang seorang sahabat lama to have at least a decent christmas dinner. Gonna be fun. Without agenda, without any omel-omel or manyun-manyun. Can’t wait !

Sementara itu kehidupan rohani saya sama sekali tidak bergerak ke arah yang lebih baik. Saya juga tidak mau memaksakan diri terlalu keras. Mari berjalan saja dan lihat kemana kehidupan ini mengarah. Yang penting saya sama sekali tidak punya niat jahat menyakiti siapapun yang ada di sekitar saya. Terlalu sering saya melihat mereka yang mengarahkan hidup ke arah vertikal dan tidak mengimbanginya dengan menjalin hubungan baik dengan mereka yang bersejajaran horizontal dengannya. Terlalu sering saya mendengar ini itu di gereja, tapi diluar gereja, uhm, well… Hari ini apdet status katanya lagi di gereja, tapi besok ketemu manyun pura-pura nggak kenal :). Hari ini apdet status ayat alkitab, besoknya becandaan jorok, ha !

I’m not proud of being not so much into christianity. Tapi buat saya, ada hal yang juga perlu dijalin, hubungan dengan kiri dan kanan kita. Sumpah deh, bikin eneg kalo bolak balik ke gereja tapi semua orang dimusuhin. Memang mainnya sama malaikat apa ? 🙂

Ah well, saya sudahi saja, daripada nyinyir-nyinyir ga jelas. Merry christmas to you all, may the blessing of christmas be with you and whole family.