Tata Kota

Ini adalah salah satu postingan yang cukup bikin dilemma. Soalnya bakal ngomongin orang abis. Tetangga sebelah saya sih urung menulis soal ini, tapi kalo saya, setelah menilik2 orang yang akan diomongin kok ya ga punya tampang untuk konek2 ke internet, ya memberanikan diri menulis.

Jadi gini ya, berhubung kita (hampir) selalu makan di tempat makan yang sama, jadi secara garis besar ya sedikit hafal dengan pengunjung food court itu. Cerita nya ada satu Bapak yang kebetulan saya kenal, cukup sering makan sama salah satu ibu-ibu orang kantoran sebelah. Pas saya sapa, “Hai Pak”. Tanpa menunggu saya nanya apa2, si Bapak ini kemudian menjelaskan, “ini lho Sha, ngurusin kerjaan sama dinas tata kota”. Yah, padahal saya ngga nanya lho. Dan ga kenal pula sama istrinya, jadi ya ga akan ngomong apa2 kok… Hahahaha……

Ok lanjut. Tapi dari pandangan mata saya dan partner in crime ini, mereka berdua ini kok kayaknya terlalu akrab untuk ngomongin soal tata kota ya. Body language kan jarang bisa berbohong, teman… Pas makan siang tadi, si orang dua ini kok keliatannya lagi agak bersitegang. Kalo pacaran sih kayak yang lagi marahan. Tapi mereka kan bukan pacaran ya, kan lagi ngurusin tata kota, hehehe….

Saya sama partner in crime langsung coba meraba pembicaraan apa yang terjadi diantara mereka berdua yang-katanya-lagi-ngurus-tata-kota-tapi-lebih-kayak-orang-pacaran ;

“Pokoknya aku udah cape ngurusin tata kota ini”

“Lho, kamu kira kamu aja yang cape? Sama aku juga”

Tata kota ini udah ga jelas mau kemana arahnya”

“Itu karena kamu ngga sama visi sama aku soal tata kota ini”

“Gimana mau sama visi kalo kamu masih sibuk ngurusin tata kota yang lain?”

“Lho, survey kan perlu?”

“Tapi kamu ngabisin waktu terlalu banyak sama tata kota yang itu”

“Ya tapi itu kan demi kepentingan tata kota kita juga, sayang”

“Lama2 saya lelah menata kota sama kamu”

“Aku sih masih mau melnajutkan penataan kota ini”

“Gimana mau menata kota bersama kalau kamu terlalu banyak tataan kota yang perlu diurus?”

“Ya udah, mulai sekarang, kamu tata aja kota ini sendiri”

Heuhehehehehe…. kembali tergelak gelak. Karie pasti gatel deh mau nambahin, ayo! ayo!