Ucapkan Selamat Tinggal buat Pashatama
Harus diakui, saya memang tidak pernah beruntung dengan yang namanya surat2. Maksud saya, surat pengenal sebagai WNI. Katakan KTP, SIM, akte lahir, dan sebagainya dan sebagainya.
Akte lahir Biyan pun baru kita buat setelah dia umur 4 bulan. Ha, jadi sebenernya selama itu dia masih bisa ganti nama loh (jadi Andrew misalnya. atau jadi Clement, hahaha….). Itu juga kepaksa bikin karena ceritanya Biyan mau dibaptis. Sembari sampe sekarang dibaptisnya belum juga. Alasannya lagi2 karena males berurusan dengan surat menyurat itu.
Nah, sebagai pelengkap kemalasan, saya cerita aja. Kalo sampe sekarang, KTP saya masih dengan status “belum menikah”. Kesannya ngaku2, tapi sekali lagi, sumpah males ngurusinnya. Nah Februari kemaren KTP saya habis (iya tau sekarang udah JULI), jadi kan kesempatan bikin KTP baru ya. Kebeneran juga udah pindah rumah, jadi sekalian lah diurusin. Hmm… kalo boleh jujur, ada satu hal lain yang membuat saya jadi HARUS ngurus KTP, ngga bisa engga.
Saya memang selalu punya pengalaman buruk dengan perihal surat2 menyangkut warga negara ini. Misalnya waktu menikah dulu, yailahhh ngurus suratnya susah banget. Di luar persyaratan resmi, ternyata ada juga persyaratan tidak resmi. Setelah lengkap dengan persyaratan menyangkut saya dan orang tua, kami masih dimintai surat pencabutan warga negara Tiongkok kepunyaan KAKEK saya. Untungnya kakek saya orangnya tertib banget soal dokumen, masih lengkappp ! Bawa lagi ke catatan sipil, eh dia minta surat pencabutan warga negara Tiongkok punya kakek saya dari pihak mama. La ilah, kakek saya yang itu udah lama meninggal dan ga tau suratnya ada dimana. Lagian apa pentingnya ya ? hmm…. Katanya sih sudah ada undang2 warga negara yang menyamaratakan warga keturunan dengan warga negara lainnya. Mari kita anggap saja, adanya undang2 itu sebagai satu langkah bagus, dan sosialisasinya yang kita tunggu.
Satu lagi. Saya sejak lahir punya 2 surat lahir. Yang pertama bernamakan Shasya Pashatama (surat lahir) dan yang kedua cuma Shasya aja (akte lahir). Sejak dulu, semua ijazah sekolah dan buku2 tabungan saya tentu namanya Shasya Pashatama. Nah, pas menikah, saya baru tau kalo surat lahir itu ternyata tidak berlaku, jadi surat Nikah saya cuma bertuliskan “Shasya” aja. Demikian juga di akter lahirnya Biyan.
Sekarang ini saya lagi ngurus KTP baru, dengan status baru, alamat baru, dan nama baru. Ucapkan selamat tinggal pada Pashatama, karena nanti, mulai KTP itu jadi, saya bukan Shasya Pashatama lagi, cuma ‘Shasya’ aja lho 🙂
apa harus ganti alamat blog gitu? hehehe…..